Gmail stdiakoneshkbp17@gmail.com | 📞 (0632) 322903
Follow us : Facebook YouTube Instagram

SEMINAR EKOTEOLOGI DI LUMBAN PISANG SIBORONGBORONG

31 Januari 2015

stdhkbp.ac.id- Direktur Sekolah Tinggi Diakones HKBP menyampaikan ceramah pada seminar ekoteologi di Lumban Pisang Siborongborong.

lingkungan merupakan ciptaan Tuhan yang harus dilestarikam, dipelihara oleh manusia. hal ini dapat diejawantahkan melalui aksi dan tindakan seperti penanaman pohon dan lingkungan sekitar, apotik hidup, pemisahan sampah organik dan anorganik, pemakaian listrik seefektif mungkin, hidup sederhana tanpa menghiraukan budaya konsumerisme, budaya instan dan sebagainya. akan tetapi, faktanya apa yang diharapkan jauh dari realisasi yang dilakukan oleh manusia.

PDPK (Persekutuan Diakonia Pelangi Kasih) merupakan suatu lembaga yang cukup fokus dengan lingkungan hidup sehingga lembaga ini senantiasa membekali masyarakat melalui penyelenggaraan seminar. Kali ini, PDPK mengundang mahasiswa dari Sekolah Tinggi Diakones HKBP, Sekolah Tinggi Guru Huria HKBP, Sekolah Tinggi Bibelvrow HKBP dan mahasiswa dari Akademi perawat HKBP. Masing-masing lembaga pendidikan mendelegasikan 5 orang mahasiswanya sehingga total peserta yang mengikuti seminar ini sebanyak 20 orang.

Direktur Sekolah Tinggi Diakones HKBP (Diak. Serepina Sitanggang, MRE) menyampaikan materi mengenai “Tanggungjawab manusia terhadap lingkungan hidup” sesuai dengan undangan yang diterima beliau sebagai fasilitator. Dalam ceramahnya, beliau mengutarakan bahwa pemeliharaan  lingkungan hidup bukan sesuatu yang sulit jika ada prinsip di dalam hati bahwa keindahan alam ciptaan Tuhan adalah tanggungjawab, mandat yang Tuhan percayakan kepada manusia. selain itu, tindakan nyata, konkrit yang dapat dilakukan adalah dengan cara mengurangi pemakaian kantongan plastik dan beralih menggunakan tas kain. Seorang peserta utusan dari Sekolah Tinggi Guru Huria HKBP mengatakan “memang benar bahwa manusia adalah mandataris Allah yang bertanggungjawab terhadap keindahan lingkungan, namun saat ini yang menjadi problema: keegoisan manusia yang semakin tinggi untuk memperkaya diri sendiri sehingga rakyat kecil menjadi korban kerusakan lingkungan. Dalam hal ini difasilitator mengungkapkan bahwa jika kita ingin hidup aman dengan lingkungan yang baik maka kita harus bertanggungjawab terhadap alam yang dimulai dari diri sendiri.

About the author

Leave a Reply

Facebook

Recent Works

Recent Comments

    Jurnal